Femind Project! (Season 2)

kelompok 1! *ganyambung dengan pic*


Ka Ins: 
Namaku Bintang Perdana Putera. Seperti biasa, sore begini kerjaanku hanya duduk, diam, menertawai novel dalam genggaman, pokoknya sore begini aku selalu-- dan makin-- mirip Supratman. Iya, Supratman. Orang paling famous seantero kompleks perumahan. Ya, namanya juga orang gila.

Nah, itu Supratman lewat. Aduh, baru juga diomongin. Lihat Supratman, jalan dengan eloknya. Eh, bajunya udah ganti lagi! Ah, warga kompleks sini memang baik-baik. Darimana coba Supratman terus ganti baju kalau bukan dari warga. Kadang aku suka merasa iri sama Supratman. Kenapa bukan aku saja yang jauh lebih famous. Ehm.. Bukan.. Bukan begitu. Maksudku kan aku lebih gila.

Baju dua hari sekali baru ganti, itu pun kalau ingat. Kalau nggak? Mending tanem pohon palawija lima hektar aja deh, daripada mendengar kenyataannya. Aku juga tidak sesumringah Supratman. Itu, dia menyapa setiap orang yang lewat. Kalau aku? Lagi-lagi lebih baik jangan mengetahui kenyataannya. Rumahku nomor 82, dengan tetangga nomor 87 aja aku sudah nggak tau siapa nama si ibu yang suaranya lantang-menantang itu. Iya, aku separah itu.

Apa aku bilang,? HARUSNYA KAN AKU YANG LEBIH FAMOUS?

Tapi itulah hidup. Supratman yang diberi tumpangan rumah mungil dan nyaman saja masih sering keluar dan masih ramah. Aku yang punya rumah dengan dua kapling ini malah susah banget buat masuk ke rumah sendiri. Tapi bukan berarti--

"Maaf ya, Non, bibi tadi kejebak macet. Ada kecelakaan di jalan." aduh, bibi, tiba-tiba datang seenak jempol kaki.
"Kecelakaan di jalan, Bi?"
" Iya, Non ... Maceeet ... Bener."
"Bukan gitu, Bi. Maksud aku kalau kecelakaannya di jalan, ya bibi coba lewat langi sanah! Katanya mantan bidadari ..."
"Ah, Non .. Bisa aja ... Hehehe ..."
"Yaudah. Mana kuncinya cepetan! Lama tauk aku nungguin! Kalau rekreasi, nih ... Aku udah berkelana ke dua pulau tiga kabupaten!"
"I, I..ya, Non. Tapi tadi mami pesen--"
"Apa? Yang peraturan baru itu lagi?"
"Bukan, Non ..."
"Terus?! Yakali mami pesen aku disuruh makan enak"
"Tapi peraturan yang lebih baru lagi, Non ..."
Deegg ... Firasat buruk. Mami nggak pernah ngeluarin peraturan secepat ini. Selama aku hidup, paling cepat dua bulan baru ada peraturan lain. Ini baru dua hari. Ya Tuhaaaaannn.... semoga firasat buruk ini salah.
"Ap-apa, Bi?"

------------------------------------------------------------------------------------------------------------


KaKartik:
Lagi-lagi dengan peraturan. Entah mengapa aku punya sesosok "mami" yang gila akan peraturan. Mulai dari tidur di beranda selama 7 hari karena tak mandi selama 5 hari masa liburan, hingga hukuman membantu Mak Endah membuat nasi pecel di seberang jalan rumahku karena aku yang hampir tak pernah membantu bibi memasak di dapur. Sepele .... Mamiku sepele dan mencintai sesuatu yang salah dan sepele. Sial.

"Ap-apa, Bi peraturan barunya?" kuulang pertanyaanku. Melihat bibi tak kunjung menjawab dan malah terlihat ketakutan.
"Emmm .... Non yakin mau dengar? Bibi yang diberi perintah untuk menyampaikan saja, sedikit enggan mengatakannya"
Mati aku! Bahkan bibi yang biasanya tak pernah terlihat gugup dalam menyampaikan peraturan baru mami, kali ini terlihat sangat terpaksa harus mengucapkannya. Mati aku! Mami berulah lagiii! AAAAAA....
"Apaan sih bi, peraturannya? Jangan buat aku penasaran dong! Itu amaanah mami lho biii, cepetan kasihtau!!"
"Hmm .. Mami bilang ke bibi kalau, Non gak boleh masuk rumah--"
"Tuhkan bener! Mami nih kenapa sih! Anak sendiri diginiin -_-!"
"Non, belum selesai ... Mami bilang non gaboleh masuk rumah dan gak boleh tidur di rumah lagi selama 7 hari sampai masa liburan non selesai --"
"APAA??!!! MAMI GILA! INI BENERAN MAMI YANG BILANG?" ucapku emosi. Gila aja! 7 hari aku gak boleh di rumah? Ini rumahku! Terus aku tidur dimana kalo 7 hari gak boleh masuk rumah? Panti Jompo seberang gang? Warung pecel Mak Endah? atau jangan-jangan ...
"Bentar non, bibi belum selesai ngomong .." ujar bibi bersungut-sungut karena ceritanya kuputus.
"Yaudah lanjutin .."
"Terus, kalau non mau tanya, non selanjutnya tinggal dimana selama 7 hari itu, emmm .... kata mami, non tidur sama Supratman di dekat rumah kecil Bu Eva, yang punya penginapan 3 blok dekat sini itu non .." Ragu-ragu bibi mengatakannya. Seakan sudah bisa menebak ekspresiku selanjutnya.
"Mami beneran gila ... Baru punya anak 1 aja udah diginiin. Supratman itu orang gila bii! Masa' iya aku kumpul bareng orang gila. 7 hari biii 7 hari ... Mami gila beneran ini!" Ujarku sambil merebut kunci yang sedaritadi tergantung di tangan bibi. Lekas masuk rumah, masuk kamar dan ...

"MAMIIIIIII !!!! MAMI KAMARKU KENAPAAAAA !!!!!!!" Teriakku mebahana .. Aku tak berpikir siapa saja yang akan mendengar teriakanku! Tidak peduli ! Yang kupedulikan saat ini adalah peraturan baru mami, pikiran mami yang kukira sudah ringsek meupun perasaan mami terhadap anak semata wayangnya yang kukira sudah membatu!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya-- ya, saya. jadi maap ya kalo ancur lebur begini -_-
Aku menyapu pandanganku ke seluruh penjuru kamar. Barang-barangku sudah tak terlihat lagi di rak tempat biasa aku meletakkannya, digantikan sebuah tas besar di lantai yang aku yakin berisi baju-bajuku yang menghilang. Pasti ini ulah mami, niat banget sih sampe koleksi dvdku ikut dikemas juga. Apakah nanti aku akan nonton DVD bersama Supratman? Kayak dia punya DVD Player saja. atau jangan-jangan ada tetangga yang memberikannya juga? mungkin saja, karena dia lebih famous dariku -_-

Tapi bukan itu masalahnya. Mami mengemas hampir setengah dari isi kamarku! Padahal aku pergi hanya 7 hari saja. Sebenarnya apa rencananya? apa tujuannya? Jangan-jangan aku beneran mau diusir dari rumah ini! Badanku lemas. Teringat masa kecilku, bersama mami yang baik, pengertian, dan sebagainya-dansebagainya. Aku tidak percaya sekarang mami mau mengusirku. mengapa? mengapa ini semua terjadi? mengapaaaa?

"Adaapa, Non!?" bibi datang dengan ngos-ngosan, panik. Aku tidak mempedulikannya, sambil berusaha menahan air mata yang sudah membendung dimataku. "Oh, itu? Aduh, maaf non, jangan nangis. Bibi asal masukin barangnya."

"BIBI-_______- Aku... aku gak cengeng!" Seketika aku merasa bodoh. Aku menghentak-hentakan kaki ke tanah(?), mengambil tas besar tersebut kemudian berlari keluar kamar. Brugh! Untuk yang kesekian kalinya, aku nabrak mami.

"Udah mami bilangin berkali-kali kan, jangan lari-larian di dalam rumah!" seru mami.
"Iya,iya. sekarang bukan itu masalahnya. Jadi apa latar belakang mami menyuruhku tinggal bersama orang gila? Aku entar diapa-apain(!) gimana? Ngomong-ngomong ini udah mau malem gini looh!" Aku mencoba mengeluarkan semua yang ada di pikiranku, tapi nanti mami malah enggakmau jawab. Ya lebih baik aku tunggu jawaban mami dulu kemudian tanya lagi, tanya lagi, dan tanya lagi.... jadi akhirnya mami lupa sama ini semua.

"Kamu ngomongnya pelan-pelan aja lah" tuh kan. "Jadi gini, loh...."
".....Mami ngeliat kamu liburan cuma ketawa-ketiwi sendirian doang. Jadi makin mirip supratman." ternyata pemikiranku berasal dari mami(?) "Jadi, menurut mami, kamu harus bergaul sama orang luar, kaya supratman. Biar gak gila kaya suratman. Dan biar menantang.... sama supratman!!! dah. kamu ngapain lagi disini? sono samperin supratmannnnn." Mami kemudian mendorongku kemuar lalu menutup+mengunci pintu. yyeeeaaaa punya mami yang random seperti ini sangatlah seru.

Aku memberanikan diri berjalan ke arah tempat supratman tinggal. Malam ini, entah kenapa lebih gelap dari malam-malam sebelumnya, atau memang hanya perasaanku saja. Ya, perasaanku bahkan lebih gelap dari malam ini. Suram. Tapi makin jauh aku berjalan, bukannya makin sedih, malah makin seram. Dan pada akhirnya, aku sampai tepat di depan tempat orang gila itu tinggal. Gelap, ditambah dinginnya malam, membuatku semakin takut. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku mesti masuk? Jangan gila, Bintang. Tapi kalau kau di jalanan sepanjang malam selama 7 hari itu juga gila. Lebih baik masuk saja, deh. Daripada gila. Toh kalau aku diapa-apain aku bisa nendang. Tetapi ketika aku membuka pintu perlahan, aku melihat sesosok bayangan yang entah darimana asalnya..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yap. ini adalah femind project!! saya memang manusia super random. maap kalo ini gaknyambung sama sekali, ily!(?) silahkan dilanjutkan yaa muthia~~ gomen kalo kamu bingung -w-

Comments

Popular Posts